Thor :ragnarok



Kisah terbaru sang dewa petir ini merupakan "petualangan antargalaksi yang ceria", dan tak diragukan lagi, merupakan film terbaik Marvel sejauh ini, tulis Nicholas Barber.

 

Bahkan, daripada film Thor sebelumnya, Ragnarok lebih mirip film Guardians of the Galaxy: petualangan antargalaksi yang dipenuhi alien dalam berbagai wujud - sang sutradara sendiri tampil sebagai raksasa batu berperangai 

 

lemah lembut.

 

Dan seperti Guardians of the Galaxy, film ini menyajikan gambaran ruang angkasa yang tidak jauh berbeda dengan lantai dansa yang gemerlapan.

 

Beberapa adegan di awal film berlatar planet Bumi, karena Thor dan Loki perlu mengunjungi Doctor Strange tapi setelah itu, aksinya melompat-lompat dari satu planet ke planet lain sehingga pengalaman menonton film ini terasa seperti membolak-balik halaman komik. Mantan pacar Thor, Jane, maupun tokoh pendukungnya di Bumi sama sekali tidak muncul.

 

Terbebas dari para 'manusia biasa' dan persoalan mereka sehari-hari, film ini menggali banyak leluconnya dari ide 



bahwa dewa Norwegia yang mengenakan jubah dan menenteng palu sebenarnya biasa-biasa saja, dibandingkan deretan makhluk aneh yang ia temui dalam perjalanannya.

 

Tapi Ragnarok tidak sepenuhnya main-main. Ayah Thor, Odin, hilang, dan kampung halamannya Asgard ditaklukan oleh Hela, sang Dewi Kematian.

Ia memang bukan tokoh antagonis yang paling kompleks, tapi ia terlihat begitu keren dengan kostum terusannya dan perhiasan kepala yang berbentuk seperti lampu gantung.



Jika Loki merupakan tokoh antagonis paling berkesan dalam film Marvel sejauh ini, Hela setidaknya bisa menjadi saingannya. Tentu saja Thor bertugas untuk menyelamatkan kerajaannya. Masalahnya, ia terdampar di planet terpencil yang dikuasai seorang pesolek mahakuasa bernama The Grandmaster.

 

Diperankan Jeff Goldblum dengan segala keeksentrikan khasnya, sambil mengenakan kostum penyihir warna emas. The Grandmaster memaksa Thor ikut serta dalam pertarungan gladiator.

 


 

Untungnya, sang Dewa Petir bertemu dua orang yang mungkin bisa membantunya kembali ke Asgard: pendekar misterius Valkyrie dan teman lamanya Hulk. Ragnarok ialah film blockbuster Marvel yang paling cerdas dan asyik.

 

Skenario yang ditulis Eric Pearson, Craig Kyle, dan Christopher Yost memberikan setiap tokoh peran yang cukup dan dialog yang lucu, bahkan para penonton yang skeptis pada konsep jagoan super pun akan tersenyum.

 

Satu-satunya kelemahan ialah film ini terlalu boros dan ngawur sehingga bisa membuat Anda merasa sedang menonton sebuah episode komedi situasi yang terlalu mahal. Sepanjang sebagian besar durasi tayangnya, para tokoh bersenda 

 

gurau dan bercekcok di planet Grandmaster yang gemerlap, dan terasa sangat jauh - secara emosi dan geografi - dari peristiwa di Asgard, apalagi di Bumi.

Secara teori, nasib alam semesta sedang dipertaruhkan. Tapi dalam praktiknya, Anda lebih peduli dengan gaya rambut baru Thor daripada rezim teror Hela.

 

Sebagian masalahnya ialah Thor: Ragnarok terasa terlalu familiar sehingga tidak mendebarkan.

 

Ini mungkin deskripsi yang aneh bagi komedi sci-fi psikedelik tentang petualangan dewa Viking di sudut terjauh kosmos, tapi pada intinya film ini menyajikan apa yang sudah Anda duga dari film-film Marvel:alien, kota yang hancur oleh penjahat, pertarungan antar jagoan, dan sebagainya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kedelai