Sejarah PUMA: Sepatu Populer Atlet Kelas Atas
Puma SE (PUMA) adalah perusahaan multinasional yang memproduksi alas kaki, pakaian, dan aksesori atletik dan kasual. Perusahaan sepatu ternama ini dari awal mula kelahirannya berkantor pusat di Herzogenaurach, Bavaria, Jerman. Jika di lihat dari catatan sejarah pendiri brand Puma bernama Rudolf Dassler pada tahun 1948. Rudolf adalah kakak Adolf “Adi” Dassler yang merupakan pendiri brand Adidas.
Kisah sejarah kesuksesan Brand PUMA berawal dari seseorang bernama Christoph von Wilhelm Dassler. Pria ini adalah seorang buruh pabrik sepatu, sementara istrinya Pauline mengelola binatu kecil di kota Franconian, Herzogenaurach. Setelah meninggalkan sekolah putra mereka Rudolf Dassler ikut bergabung di pabrik sepatu tersebut. Putranya tersebutlah yang kemudian mendirikan Puma SE.
Kembali lagi pada alur cerita, kemudian pada saat itu terjadilah perang dunia pertama. Sebagaimana kewajiban warga negara mereka ikut membela negaranya di medan perperangan. Setelah kembali dari Perang Dunia I, Rudolf kemudian berlatih untuk menjadi salesman di sebuah pabrik porselen. Dan kemudian iya terjun di bisnis perdagangan kulit di Nuremberg.
Pada tahun 1924, Rudolf Dassler dan saudaranya Adolf “Adi” Dassler pun sepakat bersama-sama membentuk pabrik sepatu yang bernama Gebrüder Dassler Schuhfabrik. Perusahaan tersebut merupakan satu-satunya pabrik yang memproduksi sepatu olahraga saat itu. Pasangan kakak beradik itu memulai usaha mereka di binatu ibu mereka, hingga tahun 1927 mereka pindah ke gedung terpisah.
Namun seiring berlajan waktu hubungan antara kedua bersaudara itu pun semakin memburuk dan mencapai puncaknya pada saat perang dunia kedua. Rudolf menganggap bahwa adiknya Adolf telah melaporkannya sebagai mata-mata, hal ini membuat Rudolf saat itu menjadi tawanan tentara inggris. Setelah itu keduanya sepakat untuk tidak lagi menjalankan bisnis bersama pada tahun 1948.
Setelah berpisah dari saudaranya, Rudolf awalnya mendaftarkan perusahaan baru bernama Ruda (Rudolf Dassler). Namun, tidak ada sumber yang jelas berapa lama nama ini bertahan, kemudian perusahaan ini diperkenal dengan nama PUMA pada tahun 1948. Setahun kemudian pada tahun 1949 adiknya Adolf “Adi” Dassler pun mendirikan perusahaan baru bernama Adidas. Kedua perusahaan tersebut saat ini sama-sama masih berbasis di Herzogenaurach, Jerman.
Brand PUMA
Rudolf Dassler pertama kali menamai brand ini dengan singkatan namanya “RUDA”. Namun akhirnya merasa kurang cocok dengan visi brand nama tersebut dirubah menjadi PUMA. Nama ini sejalan dengan visi Rudolf bahwa semua produknya akan mewujudkan karakteristik kucing Puma. Misalnya, kecepatan, kekuatan, kelenturan, daya tahan, dan kelincahan yang juga melambangkan atribut yang dibutuhkan oleh atlet yang sukses.
Meskipun logo PUMA pertama tahun 1948 tidak cukup mencerminkan visi brand, namun kombinasi kata dan gambar logo yang lebih modis diperkenalkan pada tahun 1957. Baru akhirnya pada tahun 1967 versi pertama logo PUMA yang dikenal hari ini dibuat. “Putra Rudolf, Gerd Dassler, berteman dengan karikaturis Lutz Backes, yang ditugaskan untuk merancang logo kucing PUMA baru.
Jenis huruf yang di gunakan pada logo PUMA saat ini agak mirip dengan yang ada pada logo di tahun 1957 oleh Rudolf Dassler. Memiliki bentuk dengan sudut cenderung melengkung tanpa sudut tajam. Namun, jenis huruf yang di gunakan saat ini terlihat lebih padat dan huruf-hurufnya telah sedikit berubah dan memiliki banyak variasi warna logo.
Evolusi Logo PUMA
Logo PUMA pertama kali di perkenalkan pada tahun 1948, menampilkan kucing besar dikenal dengan nama cougar atau singa gunung yang sedang melompat. Pada emblem PUMA paling awal kucing besar itu melompat melalui huruf “D” yang merupakan singkatan dari nama keluarga pendiri Dassler. Kemudian logo tersebut di desain ulang dengan hanya menambahkan bingkai heksagonal ganda, tulisan PUMA, dan nama pendirinya.
Pada tahun 1958 merek ini menggunakan logo baru di semua sepatu, yaitu label form-strip yang halus dan elegan. Pada tahun 1968 Puma kembali menggunakan ikon siluet cougar yang terlihat berbeda dengan siluet kucing yang terlihat pada tahun 1948. Ini adalah logo yang sederhana dan minimalis walaupun sayangnya hanya bertahan selama dua tahun dan kemudian kembali di perbarui.
Selanjutnya pada tahun 1970, siluet cougar sedikit berubah dari yang awalnya bewarna hitam berubah menjadi warnanya putih dengan outline garis hitam. Sosok singa gunung pada logo tersebut terlihat anggun dan lebih dinamis karena sedang melakukan geralan melompat yang cukup tinggi. Sejak tahun 1970 bentuk siluet kucing inilah yang kemudian terus di gunakan hingga saat ini (2020).
Kemudian pada tahun 1978 bentuk gabungan huruf dengan siluet kucing pun kembali terlihat. Namun, siluet kucing yang di gunakan pada dasarnya sama dengan siluet pada tahun 1970. Walaupun sempat mendapat sedikit modifikasi pada tahun 1980 namun logo yang sama kembali terlihat pada tahun 1988 hinggat saat ini pada tahun 2020.
PUMA di Dunia Sepak Bola
Di mulai pada tahun 1948 PUMA melahirkan sebuah produk sepatu pertamanya bernama ATOM. Beberapa anggota tim nasional Jerman Barat memakai sepatu tersebut dalam pertandingan pasca perang pertama melawan Swiss pada tahun 1950. Sepatu tersebut digunakan oleh atlet sepak bola kenamaan Jerman Barat, Herbert Burdenski. Yang turut mengenakan sepatu Puma kala menjadi pencetak gol kemenangan.
Setelah itu Puma kembali berinovasi membuat karya baru bernama Super Atom pada tahun 1952. Sepatu bola ini merupakan edisi lanjutan dari seri Atom ini lebih canggih yang mencatatkan PUMA sebagai pelopor sepatu berteknologi di dunia sepak bola. Selanjutnya, di tahun 1953, PUMA melakukan pembaruan dengan bersiap merilis seri baru, yaitu Puma Brasil.
Tahun berikutnya, yaitu 1954 rentetan prestasi Puma terus berlanjut. Di Bulan Mei 1954, Tim Bundesliga Liga Jerman, Hanover 96, memenangkan trofi liga setelah melalui pertandingan terakhir mereka melawan FC Kaiserslautern. Pada saat itu, mayoritas pemain Hanover 96 mengenakan seri Puma Brasil yang belum lama rilis di publik. Diikuti pada tahun 1962, legenda sepak bola dunia Pele bersama timnas Brazil untuk kedua kalinya memenangkan Piala Dunia di Chile.
Di tahun 1964, tepatnya pada perhelatan Olympic Games di Tokyo, atlet-atlet seperti Gaston Roelants asal Belgia, Mary Rand asal Inggris, dan Abebe Bikila asal Ethiopia memenangkan medali emas dengan mengenakan sepatu Puma. Diteruskan pada tahun 1970, legenda sepakbola asal Brazil, Pele, mengenakan sepatu bola seri Puma King dan membantu membawa Brazil memenangkan titel Piala Dunia ketiganya.
Kontribusi PUMA kepada dunia sepak bola berlanjut hingga pada tahun 1974, nama Puma kembali mejadi sorotan. Kala legenda sepak bola dunia asal Belanda, yaitu Johan Cruyff yang mengenakan sepatu bola PUMA. Johan Cruyff berhasil memenangkan “European Footballer of The Year” atau penghargaan pemain sepak bola terbaik Eropa untuk kedua kalinya di ajang Piala Dunia Jerman.
PUMA Menuju Era Milenium
Walaupun telah puluhan tahun menuai kesuksesan di dunia olahraga tidak membuat brand ini berhenti berinovasi. PUMA mereka juga ingin produk mereka menjangkau pasar oleh non altlet dengan itu mereka menggandeng desainer papan atas, Jil Sander, Alexander McQueen, dan Hussein Chalayan. Salah satu buah hasil kerjsama dengan desainer Jil Sander pada tahun 1998, melahirkan generasi baru. Sepatu ini adalah lifestyle versi dari Puma King dan seri sepatu lari bernama “Easy Rider”.
PUMA yang mulai fokus dengan produk fesyen kembali mengeluarkan seri terbaru “Mostro”. Produk ini berhasil karena simple dan mudah di buka dan di gunakan. Varian sepatu PUMA Mostro sempat di gunakan oleh penyanyi terkenal dunia yaitu Madonna selama rangkaian turnya. Momen tersebut membuat sepatu ini semakin ngetren dan populer di seluruh belahan dunia.
Selain itu PUMA juga sukses sebagai sepatu Puma Speedcat, pada awalnya di desain untuk kebutuhan ajang Formula One dan juga kejuaraan balap motor ini. Sepatu ini pertama kali di luncurkan pada tahun 1998 dengan kemampuan anti-api untuk para pengemudi F1. Di 2001, Speedcat kemudian lahir lagi dengan versi yang lebih santai dengan warna yang lebih bervariasi untuk memenuhi kebutuhan fesyen masyarakat.
Tidak hanya bekerjasama dengan desainer di duni fashion PUMA juga turut meluaskan expansinya. Misalnya salah satu perluasan ekspansi produk Puma untuk cabang olahraga motorsport dengan melakukan co-branding dengan Ferrari dan Ducati. Namun PUMA tetap menyediakan ruang nostalgia bagi para pecinta Puma edisi lama. Brand kembali merilis ulang edisi klasik mereka dengan bahan dan warna yang bervariasi.
Meskipun merambah ke dunia fesyen dan otomotif namun tak membuat Puma lupa berkontribusi dalam dunia sepak bola. Misalnya, Puma Cellerator di gunakan oleh El Hadji Diouf dan pemain Korea, Ahn Jung Hwan, pada Piala Dunia 2002. Puncaknya PUMA mensponsori Timnas Italia yang menjadi jawara Piala Dunia pada tahun 2006. Pada saat itu Timnas Italia mengalahkan Timnas Prancis lewat pertandingan dramatis yang berakhir dengan adu penalti.
Komentar
Posting Komentar